Wednesday, June 3, 2015

PSIKOLOGI PRIA DAN WANITA (MATERI KPP)



PENGANTAR
“Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar-Nya diciptakan-Nya dia: pria dan wanita diciptakan-Nya mereka”.
Perkawinan adalah suatu persekutuan hidup antara seorang pria dan seorang wanita berdasarkan atas ikatan cinta kasih yang total demi penyempurnaan dan perkembangan pribadi masing-masing dan kelangsungan umat manusia. Dengan perkawinan terbentuklah “keluarga baru”. Dengan berlandaskan pada arti dan tujuan perkawinan tersebut, perlu diperhatikan bahwa masing-masing pribadi yang bersekutu itu adalah pribadi yang berlainan jenis: pria dan wanita. Karena itu, dalam bagian ini akan dibicarakan secara mendalam dan mendetail perbedaan antara pria dan wanita, baik perbedaan fisik maupun psikologis dengan harapan bahwa adanya pemahaman yang semakin baik tentang keberadaan pasangan masing-masing akan mempermudah membangun relasi dan komunikasi di antara mereka.
PERBEDAAN PRIA DAN WANITA
Tuhan menciptakan manusia sebagai pria dan wanita dengan perbedaan masing-masing yang melekat pada diri mereka.Perbedaan ini desebut dengan istilah seksualitas. Seksualitas menunjuk pada keseluruhan ciri-ciri yang membedakan manusia sebagai pria dan wanita: jasmaninya, kejiwaannya, sifat-sifatnya, cara berpikirnya, bentuk badannya, suara dan gayanya, perasaannya, bakat-bakatnya, dan sebagainya, sedangkan istilah seks menunjuk pada jenis kelamin, alat kelamin, dan hubungan kelamin yang secara biologis dimaksudkan untuk mendapatkan keturunan. Jadi, seks hanya merupakan sebagian dari keseluruhan manusia.
Menurut ajaran agama, perbedaan jenis kelamin ini berasal dari Sang Pencipta dan dalam Kitab Suci disebut sungguh amat baik.Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk yang berkelamin, maksudnya supaya pria dan wanita saling melengkapi dan saling membahagiakan (segi psikologis) dan supaya umat manusia berlangsung terus di dunia ini (segi biologis).Seksualitas mendapat saluran dan perwujudannya yang paling mantap dan sempurna dalam perkawinan dan hidup berkeluarga serta mencapai puncaknya dalam kesuburan jasmani-rohani yang menghasilkan hidup baru, yaitu anak.
Panggilan hidup kaum pria terarah menjadi seorang ayah/bapak, sedangkan wanita terpanggil menjadi seorang ibu.Karena itulah, sejak semula Allah memberikan “perlengkapan” yang berbeda pada kodrat pria dan wanita, baik perlengkapan jasmaniah/biologis maupun rohaniah/psikologis.Perbedaan itu adalah anugerah Tuhan dengan maksud supaya pria dan wanita saling melengkapi dalam hidup berkeluarga.
a.       Perbedaan Fisiologis/Biologis/Anatomis
Pria
Wanita
Tubuh pria menonjolkan garis-garis lurus, tegak, kuat, dan penuh otot-otot, kekar, yang melambangkan keperkasaan dan kekuatan.
Tubuh wanita lebih menonjolkan garis-garis melingkar, bulat, lambing cinta, kelembutan, kasih, dan perasaan aman.
Dada lapang, bahunya lebar untuk bekerja dan melindungi.
Bahu relative kecil dan melengkung, buah dada berkembang dan mengembung.
Pinggul agak kecil dibandingkan dengan bahu.
Pinggang menyempit dan pinggulnya menonjol bulat.
Kaki kokoh, kuat, dan tegak lurus.
Karena tulang pinggulnya lebih besar, paha besar dan kaki meruncing ke bawah.
Tangan penuh otot, kekar, kuat dan keras.
Tangan lembut dan lemas.
Suara besar. Ada jakun pada leher.
Suara kecil, leher rata.
Alat kelamin terletak di luar rongga tubuh.
Alat kelamin tersembunyi di dalam rongga tubuh.
Ada rambut pada muka/kumis, dada, lengan, dan kulit kaki.
Tidak ada rambut di dada dan kulit.



b.      Perbedaan Psikologis
Pria
Wanita
Pandangan luas dan keluar, gemar menjelajah dan menyelidiki alam sekitarnya.
Pandangan lebih terarahkan ke dalam, gemar tinggal di rumah, mengatur dan merawat.
Suka merusak, membongkar dan membangun dunia menjadi rumah tinggal.
Suka menyayangi, merawat dan memelihara rumah, menciptakan suasana di rumah menjadi tempat tinggal yang membuat orang betah.
Mampu bekerja di luar, mencari nafkah, menguasai dunia.
Perhatian untuk pribadi sesame manusia.
Suka mencoba, mencari, dan melihat-lihat.
Butuh diperhatikan, senang dilihat dan dicari.
Aktif, mengambil inisiatif, suka kritik dan protes.
Reaksi, menanggapi, lebih mudah menerima dan menyayangi.
Intelek dan rasio lebih utama.
Emosi dan perasaan lebih utama.
Lebih melihat garis besar.
Perhatian sampai detail-detail.

TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN
Tahap perkembangan adalah tahap perkembangan psikologis yang dimiliki oleh seseorang dari masa bayi sampai dengan ketika orang menjadi tua. Ada enam tahap perkembangan, yaitu:
·         Masa bayi dengan usia 0-2 tahun
·         Masa prasekolah dengan usia 2-5 tahun
·         Masa sekolah dengan usia 6-12 tahun
·         Masa pubertas dengan usia 11/12-14/15 tahun
·         Masa remaja dengan usia 13-18 tahun
·         Masa dewasa dengan usia 18-60 tahun
·         Masa usia lanjut dengan usia 60 tahun ke atas
Setiap masa atau tahap perkembangan memiliki tugas-tugas yang harus dilakukan.Untuk sukses melangkah ke tahap yang lebih tinggi, maka tugas-tugas dalam tahap yang dialami mesti dilakukan secara baik. Tugas-tugas perkembangan menurut Havighurst yang harus dijalani orang sepanjang rentang kehidupannya adalah:
1.       Masa Bayi dan Masa Anak Parasekolah
o   Belajar memakan makanan padat
o   Belajar berjalan
o   Belajar berbicara
o   Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh
o   Belajar tentang perbedaan seks
o   Belajar mempersiapkan diri untuk membaca
o   Belajar membedakan benar dan salah
o   Mulai mengembangkan hati nurani

2.       Masa Anak Sekolah
o   Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh
o   Belajar menyesuaikan diri dengan teman seusianya
o   Mulai mengembangkan peran social pria atau wanita yang tepat
o   Mengembangkan keterampilan dasar untuk membaca dan menulis serta menghitung
o   Mengembangkan pengertian-pengertian dasar dalam kehidupan sehari-hari
o   Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata nilai

3.       Masa Remaja
o   Mencapai hubungan yang baru dan lebih matang dengan teman sebaya, baik pria maupun wanita.
o   Mencapai peran social sebagai pria ataupun wanita
o   Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif
o   Mengembangkan perilaku social yang bertanggung jawab
o   Mempersiapkan karir ke masa depan
o   Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
o   Mempeoleh perangkat nilai dan system etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideology

4.       Masa Dewasa
o   Mulai bekerja, mengembangkan karir
o   Memilih pasangan hidup
o   Belajar hidup dengan pasangannya dan mulai membina keluarga
o   Mengasuh anak dan bertanggungjawab dalam pendidikan anak
o   Mengola rumah tangga
o   Bertanggungjawab secara social dan sebagai warga Negara
o   Mencari kelompok social yang menyenangkan
o   Menyesuaikan diri dengan usia yang lebih tua
o   Mencapai dan mempertahankan prestasi memuaskan dalam pekerjaan
o   Menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisiologis

5.       Masa Tua
o   Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan
o   Menyesuaikan diri dengan mas pension dan berkurangnya penghasilan keluarga
o   Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
o   Membentuk hubungan dengan orang-orang yang seusia
o   Menyesuaikan diri dengan peran social secara luwes
MENUJU KEDEWASAAN PRIBADI
a.       Pada Laki-Laki
Pada umunya, seorang laki-laki memiliki dorongan seksual yang kuat.Seks dialami sebagai sesuatu yang menyenangkan dan menarik.Gelombang kehidupan seksual laki-laki relative tetap dalam arti dari waktu ke waktu selama satu bulan kurang lebih tetap.Gelombang pasang nafsu seksual pada laki-laki umumnya dipengaruhi dua hal, yaitu kondisi badan secara keseluruhan serta kelelahan dan kekosongan hidup.Dalam kondisi yang baik, umumnya nafsu seksual juga tinggi.Dalam keadaan lelah dan mengalami kekosongan hidup, biasanya nafsu seksual juga berkurang.Nafsu seksual adalah salah satu dari nafsu-nafus yang terdapat dalam diri manusia.Umumnya dorongan kegiatan dari berbagai nafsu atau keinginan terdapat dalam keadaan seimbang. Akan tetapi, bila nafsu/keinginan yang lain berkurang, dengan sendirinya nafsu seksual akan menonjol.
Anak laki-laki dalam proses menjadi dewasa harus belajar menempatkan dorongan seksualnya secara wajar dalam keseluruhan hidupnya dan mengintegrasikannya dengan daya cinta dan tanggungjawab. Pria harus menyadari bahwa alat seksual hanyalah sebagian dari sekian banyak alat tubuh; bahwa alat tersebut terletak dalam keseimbangan dinamis dengan keseluruhan tubuh sehingga tidak perlu terlalu diperhatikan atau diistimewakan; bahwa pengalaman orgasme sebenarnya sekedar perasaan puas akibat berkerutnya otot-otot perut, pinggul, dan kaki.
Terhadap lawan jenis perlu ditanamkan sikap hormat dan pengertian.Pria perlu diberitahu tentang gelombang pasang surut yang terjadi pada kehidupan wanita dan perlu “tenggang rasa” serta memberi perlindungan.Kepuasan seksual yang sebenarnya hanya mungkin didapat dengan pengertian, persiapan dan penghayatan yang penuh dalam kehidupan sebagai suami-isteri, di mana penyerahan pribadi dapat terjadi secara total, dan seks disucikan menjadi ekspresi dan sarana cinta.
b.      Pada Wanita
Kehidupan seksual wanita sangat nyata bergelombang sepanjang perjalanan proses menstruasi. Menjelang menstruasi dan pada waktu menstruasi, wanita mengalami gelombang surut dari keseluruhan gairah kehidupannya.Merasa tidak enak badan, pikiran kacau, konsentrasi sukar, terasa serba salah, dan sebagainya.Pada pertengahan (sekitar ovulasi), gelombang kehidupan wanita biasanya meningkat, juga keinginan/nafsu seksualnya.Adanya gelombang-gelombang inilah yang merupakan salah satu pendorong, mengapa wanita cenderung ingin hidup tenang, damai, aman, terlindung, dan tenteram, serta memerlukan pengertian, kelembutan, dan perlindungan dari lawan jenis.
Kepuasan seksual pada wanita berbeda dengan laki-laki.Kepuasan wanita lebih terkait erat dengan kehidupan perasaannya. Oleh karena itu, apabila diukur dengan ukuran yang sama dengan laki-laki, wanita lebih sulit mengalami kepuasan seksual. Pengertian bahwa penderitaan, pelayanan, dan pengorbanannya diterima dan dimengerti oleh pasangannya merupakan sumber kepuasan bagi wanita.
MENGIKATKAN DIRI DALAM SEBUAH PERKAWINAN
Sudah menjadi sebuah impian bagi setiap pasangan yang baru menikah untuk memiliki sebuah keluarga yang bahagia.Akan tetapi, untuk mencapai perkawinan yang ideal seperti itu bukanlah impian yang mudah.Oleh karena itu, perlu adanya usaha setiap hari untuk saling menjaga keharmonisan hubungan perkawinan.Janganlah memiliki impian-impian yang terlalu muluk karena bila tidak terwujud hanya kekecewaanlah yang dialami. Beberapa contoh harapan yang kurang relaistis di awal-awal perkawinan di antaranya:
·         Segala-galanya akan kita kerjakan bersama
·         Kita akan mempunyai pendapat dan perasaan yang sama mengenai bermacam-macam hal
·         Dia akan selalu memperhatikan dan mengutamakan diriku, demikian pula aku selalu memperhatikan dan mengutamakan dia
·         Setiap hari kita pasti bercinta dan bermesra-mesraan
·         Sifat-sifat dan kebiasaan yang jelek akan hilang lenyap karena cinta kita berdua
·         Kita tidak akan bertengkar. Segala persoalan akan kita selesaikan dengan musyawarah dan mufakat
·         Perkawinan kita akan jauh berbeda dengan apa yang telah kita lihat dalam lingkungan dan keluarga kita
·         Aku akan “ajar” dia menjadi orang seperti yang kuharapkan
·         Tidak aka nada sesuatu pun yang dapat memisahkan kita berdua

a.       Harapan Psikologis
Diperlukan keterlibatan satu sama lain sehingga diharapkan dapat membawa kebahagiaan bagi kedua belah pihak. Keterlibatan tersebut tampak dalam sikap hidup dan tingkah laku konkret sehari-hari, misalnya: kesetiaan yang mutlak dan total, kerelaan mengubah diri, sabar, bertenggang rasa, tidak memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri, memiliki kerelaan membuka diri, saling memperhatikan satu sama lain, serta rela berkurban bagi pasangannya. Dengan sikap yang demikain ini, harapan psikologis untuk kedua belah pihak dapat terpenuhi.
b.      Harapan Biologis
Manusia sebagai makhluk biologis mempunyai kebutuhan pangan, sandang, dan seks.Perubahan teknologi dan kebudayaan juga membawa perubahan dalam memenuhi kebutuhan tersebut, dan ini merupakan tantangan bagi kita untuk memenuhinya. Khususnya mengenai kebutuhan seks perlu diingat bahwa fungsi seks dalam hidup manusia bukan hanya alat pencari kenikmatan  atau sebagai pelampiasan hawa nafsu, tetapi berfungsi sebagai sarana agar manusia lebih sempurna dapat memberikan dan mengungkapkan diri secara khas dalam perkawinan dalam bentuk persetubuhan, di mana suami-isteri sungguh-sungguh bersatu padu jiwa-raganya. Hanya di dalam perkawinan, persetubuhan mempunyai arti yang luhur dan suci.
c.       Harapan Sosial
Hal ini menyangkut peranan/status: yang dulunya berstatus sebagai anak dari orangtuanya, sekarang berubah statusnya menjadi suami/isteri. Yang dulunya bujangan dan masih bebas bergerak, sekarang masuk dalam kelompok bapak-bapak atau ibu-ibu.Suami sebagai kepala keluarga bertanggungjawab keluar.Mereka juga sudah menjadi bapak atau ibu yang mempunyai keharusan untuk mengusahakan secara bersama-sama pendidikan anak.
Untuk memenuhi harapan-harapan tersebut suami-isteri  perlu berusaha dan berjuang. Dalam memenuhi harapan tersebut, suami-isteri dapat mengalami kepuasan bila berhasil dan kekecewaan bila mereka gagal. Kegagalan yang dialami akan menimbulkan gangguan bagi keluarga tersebut. Situasi seperti itu disikapi secara dewasa.Apabila gangguan tersebut tidak dapat diatasi, maka relasi suami-isteri terancam rusak sehingga berimbas kepada anak dan keluarga besar.
SEBAB-SEBAB KEGAGALAN PERKAWINAN
Kegagalan bukan harapan apalagi cita-cita dalam membangun keluarga, tetapi ada baiknya jika orang tahu mengenai apa saja yang dapat menjadi sumber dan sebab kegagalan perkawinan dan dapat mengambil hikmat dari kegagalan tersebut bagi hidup perkawinanya. Ada beberapa sebab kegagalan perkawinan:
1.       Sebab-Sebab Sebelum Menikah
a.       Motivasi yang tidak matang dan kurang dewasa
o   Hanya demi status/harta atau kepuasan seksual
o   Hanya karena kasihan, berhutang budi
o   Hanya demi menuruti kehendak orangtua
o   Hanya karena kecelakaan untuk mengesahkan anak
o   Hanya sebagai pelarian, daripada sendirian lebih baik menikah
o   Cinta buta, dan sebagainya
b.      Latar belakang calon pengantin
o   Status keluarga terlalu jauh berbeda: kaya-miskin, ningrat-rakyat jelata
o   Umur terlalu jauh berbeda
o   Taraf kedewasaan dan pendidikan terlalu jauh berbeda
o   Sifat dan watak yang memang tidak dapat cocok
o   Belum cukup kenal satu sama lain, pacaran terlalu singkat
o   Main topeng: waktu pacaran hanya segi-segi baik saja yang dimunculkan atau diperhatikan.

2.       Sebab-Sebab Sesudah Menikah
o   Anak: tidak dikaruniai anak, perbedaan konsep dalam pendidikan anak, perhatian terhadap kesehatan anak
o   Ekonomi: terjerat hutang, berwatak boros, ketidakmampuan dalam mengatur ekonomi rumah tangga
o   Godaan: kedekatan dengan orang ketiga, termakan isu/gossip, dan sebagainya
o   Orangtua: orangtua yang campur tangan terhadap urusan rumah tangga, mendapat titipan adik ipar
o   Komunikasi suami-isteri macet, tidak lagi mau saling bicara
o   Kebosanan: kemesraan tidak dipupuk, tidak ada tanda-tanda cinta
o   Kekecewaan dalam hidup seksual; kurang mengerti sifat dan kebutuhan pria/wanita, gangguan psikis (cemburu, curiga, konflik bathin), gangguan biologis (impoten, frigid, penyakit, kelainan)

3.       Faktor dari Luar
o   Lingkungan fisik yang tidak nyaman, perumahan yang sempit
o   Konflik dengan tetangga
o   Keluarga yang tinggal serumah (orangtua, mertua, adik/adik ipar)
o   Isteri yang bekerja sehingga bergaul dengan bermacam-macam orang yang memungkinkan terjadinya perselingkuhan
o   Faktor ekonomi keluarga (kurang penghasilan, banyak hutang, cara hidup boros, biaya pengobatan yang tinggi)
Kegagalan dalam hidup perkawianan/hidup berumah tangga tidak akan terjadi bila suami-isteri secara konsekuen mau suntuk saling memperkuat ikatan cinta mereka, meningkatkan kemesraan, berusaha untuk saling mengerti, dan menerima. Sikap ini harus diusahakan dan diperjuangkan setiap hari karena sikap seperti ini bukanlah sesuatu yang dimiliki, tetapi sesuatu yang harus dilatih dan dipertahankan. Kemesraan, saling pengertian dan saling menerima antara suami-isteri akan semakin kuta dan kokoh justeru dalam usaha bersama mengatasi masalah-masalah dan gangguan-gangguan kecil sehari-hari.
BEBERAPA SARAN
Perkawinan hendaknya dipersiapkan secara matang dan mantap, baik material maupun spiritual/psikologis. Mengenal pribadi pasangan secara mendalam: sifat dan peringai, latar belakang pendidikan dan keluarga, bakat-bakat maupun kekurangan-kekurangannya. Semuanya ini akan sangat menunjang kestabilan perkembangan cinta kasih antara suami-isteri.
Berusaha untuk menerima partner seperti apa adanya, jangan mengharapkan yang berlebuhan, dan jangan mencoba memaksa pasangan menjadi seperti yang diinginkan. Suami-isteri adalah pribadi-pribadi yang khas dan unik dan dengan perkawinan, persatuan dua pribadi tersebut akan dapat saling mendewasakan.
Penghayatan iman dalam keluarga, membaca Kitab Suci dan merenungkan isinya, berdoa bersama, sharing pengalaman rohani, semuanya ini akan memperkaya perkawinan. Komunikasi antara suami-isteri akan terjalin apabila: bersikap jujur dan wajar terhadap pihak lain. Jangan menganggap diri lebih benar, lebih super, atau lebih rendah dari pihak lain.
Rasio/pikiran memang harus mengatur tingkah laku, tetapi perasaan juga harus “diakui” ada dan perlu diterima.Rasio dan perasaan harus digunakan bersama-sama dalam berkomunikasi. Kesediaan untuk membuka diri dan mengatakan dengan jujur apa yang menjadi pikiran dan perasaan adalah langkah yang bagus untuk semakin mengenal satu dengan yang lain dan demikian semakin memupuk kemesraan di antara pasangan. Di samping itu, diperlukan juga kerelaan untuk saling mendengarkan, tanpa menyela, membantah, atau membahas apa yang sudah dikatakan pihak lain. Sikap dasar adalah “mau mengerti” dan “mau menerima”, itu yang penting.
Carilah titik-titik kesamaan dan terimalah adanya perbedaan, baik pendapat maupun sifat.Binalah rasa solidaritas atau kekompakan serta kesetiakawanan dalam keluarga, baik internal maupun eksternal. Binalah manajemen keluarga dengan baik sehingga keluarga menjadi tertib dab teratur dengan menggunakan potensi-potensi yang dimiliki seluruh anggota keluarga. Binalah sikap mau berkorban.Hanya dengan pengorbanan, kemajuan dan perkembangan dapat dicapai.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI
Pria dan wanita mungkin mempunyai alas an yang berbeda untuk menikah; kalaupun alasan-alasannya sama, tetapi urutan yang lebih penting mungkin berbeda. Daftarkanlah hal-hal yang menurut anda merupaka alas an utama:
1.       Wanita menikah karena……………………….
2.       Dalam perkawinan, wanita mengharapkan…………….
3.       Hal yang paling ditakuti oleh wanita dalam hidup perkawinan adalah……………………..
4.       Sifat apa yang paling diharapkan oleh isteri dalam diri suami……………………..
5.       Pria menikah karena………………..
6.       Dalam perkawianan, pria mengharapkan…………….
7.       Hal yang paling dikhawatirkan oleh pria dalam hidup perkawianan adalah……………….
8.       Sifat yang paling dihargai  dan diharapkan dalam diri isteri………………………..

3 comments:

  1. sangat baik
    http://http%3A%2F%2Fhttp%253A%252F%252Fblog.binadarma.ac.id%252Fariezaki%252F.wordpress.com.wordpress.com

    ReplyDelete
  2. Hajar Jahanam atau Nama Lainnya “Hajar Sa’adah” ialah Obat Herbal yang di gunakan untuk Pria dan Berfungsi Untuk Memperpanjang durasi dalam berhubungan Suami-istri atau bersanggama. Jadi, bagi anda Pria yang telah mempunyai Pasangan dan mempunyai problem dengan durasi berhubungan intim atau mungkin ingin memanjangkan durasi permainan, Hajar Jahanam mesir asli atau nama lainnya Hajar Sa’adah merupakan solusi yang tepat. karna Penggunaannya tidak menimbulkan Efek Samping yang berbahaya untuk tubuh.Tidak dapat di pungkiri banyak Pria yang tidak puas atau bahkan ingin memuaskan pasangannya dengan Menggunakan obat-obatan kimia. yang tujuannya untuk memperpanjang durasi dalam berhubungan suami istri. Harga hajar sa'adah cap piramid juga sangat terjangkau sekali...

    ReplyDelete