PENGANTAR
“Allah
menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar-Nya diciptakan-Nya
dia: pria dan wanita diciptakan-Nya mereka”.
Perkawinan
adalah suatu persekutuan hidup antara seorang pria dan seorang wanita
berdasarkan atas ikatan cinta kasih yang total demi penyempurnaan dan
perkembangan pribadi masing-masing dan kelangsungan umat manusia. Dengan
perkawinan terbentuklah “keluarga baru”. Dengan berlandaskan pada arti dan
tujuan perkawinan tersebut, perlu diperhatikan bahwa masing-masing pribadi yang
bersekutu itu adalah pribadi yang berlainan jenis: pria dan wanita. Karena itu,
dalam bagian ini akan dibicarakan secara mendalam dan mendetail perbedaan
antara pria dan wanita, baik perbedaan fisik maupun psikologis dengan harapan
bahwa adanya pemahaman yang semakin baik tentang keberadaan pasangan
masing-masing akan mempermudah membangun relasi dan komunikasi di antara
mereka.
PERBEDAAN PRIA DAN WANITA
Tuhan
menciptakan manusia sebagai pria dan wanita dengan perbedaan masing-masing yang
melekat pada diri mereka.Perbedaan ini desebut dengan istilah seksualitas.
Seksualitas menunjuk pada keseluruhan ciri-ciri yang membedakan manusia sebagai
pria dan wanita: jasmaninya, kejiwaannya, sifat-sifatnya, cara berpikirnya,
bentuk badannya, suara dan gayanya, perasaannya, bakat-bakatnya, dan
sebagainya, sedangkan istilah seks menunjuk pada jenis kelamin, alat kelamin,
dan hubungan kelamin yang secara biologis dimaksudkan untuk mendapatkan
keturunan. Jadi, seks hanya merupakan sebagian dari keseluruhan manusia.
Menurut ajaran
agama, perbedaan jenis kelamin ini berasal dari Sang Pencipta dan dalam Kitab
Suci disebut sungguh amat baik.Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk yang
berkelamin, maksudnya supaya pria dan wanita saling melengkapi dan saling
membahagiakan (segi psikologis) dan supaya umat manusia berlangsung terus di
dunia ini (segi biologis).Seksualitas mendapat saluran dan perwujudannya yang
paling mantap dan sempurna dalam perkawinan dan hidup berkeluarga serta
mencapai puncaknya dalam kesuburan jasmani-rohani yang menghasilkan hidup baru,
yaitu anak.
Panggilan hidup
kaum pria terarah menjadi seorang ayah/bapak, sedangkan wanita terpanggil
menjadi seorang ibu.Karena itulah, sejak semula Allah memberikan “perlengkapan”
yang berbeda pada kodrat pria dan wanita, baik perlengkapan jasmaniah/biologis
maupun rohaniah/psikologis.Perbedaan itu adalah anugerah Tuhan dengan maksud
supaya pria dan wanita saling melengkapi dalam hidup berkeluarga.
a.
Perbedaan
Fisiologis/Biologis/Anatomis
Pria
|
Wanita
|
Tubuh pria menonjolkan
garis-garis lurus, tegak, kuat, dan penuh otot-otot, kekar, yang melambangkan
keperkasaan dan kekuatan.
|
Tubuh wanita lebih menonjolkan
garis-garis melingkar, bulat, lambing cinta, kelembutan, kasih, dan perasaan
aman.
|
Dada lapang, bahunya lebar untuk
bekerja dan melindungi.
|
Bahu relative kecil dan
melengkung, buah dada berkembang dan mengembung.
|
Pinggul agak kecil dibandingkan
dengan bahu.
|
Pinggang menyempit dan
pinggulnya menonjol bulat.
|
Kaki kokoh, kuat, dan tegak
lurus.
|
Karena tulang pinggulnya lebih
besar, paha besar dan kaki meruncing ke bawah.
|
Tangan penuh otot, kekar, kuat
dan keras.
|
Tangan lembut dan lemas.
|
Suara besar. Ada jakun pada
leher.
|
Suara kecil, leher rata.
|
Alat kelamin terletak di luar
rongga tubuh.
|
Alat kelamin tersembunyi di
dalam rongga tubuh.
|
Ada rambut pada muka/kumis,
dada, lengan, dan kulit kaki.
|
Tidak ada rambut di dada dan
kulit.
|
b.
Perbedaan Psikologis
Pria
|
Wanita
|
Pandangan luas dan keluar, gemar
menjelajah dan menyelidiki alam sekitarnya.
|
Pandangan lebih terarahkan ke
dalam, gemar tinggal di rumah, mengatur dan merawat.
|
Suka merusak, membongkar dan
membangun dunia menjadi rumah tinggal.
|
Suka menyayangi, merawat dan
memelihara rumah, menciptakan suasana di rumah menjadi tempat tinggal yang
membuat orang betah.
|
Mampu bekerja di luar, mencari
nafkah, menguasai dunia.
|
Perhatian untuk pribadi sesame
manusia.
|
Suka mencoba, mencari, dan
melihat-lihat.
|
Butuh diperhatikan, senang
dilihat dan dicari.
|
Aktif, mengambil inisiatif, suka
kritik dan protes.
|
Reaksi, menanggapi, lebih mudah
menerima dan menyayangi.
|
Intelek dan rasio lebih utama.
|
Emosi dan perasaan lebih utama.
|
Lebih melihat garis besar.
|
Perhatian sampai detail-detail.
|
TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN
Tahap
perkembangan adalah tahap perkembangan psikologis yang dimiliki oleh seseorang
dari masa bayi sampai dengan ketika orang menjadi tua. Ada enam tahap
perkembangan, yaitu:
·
Masa bayi dengan usia 0-2 tahun
·
Masa prasekolah dengan usia 2-5
tahun
·
Masa sekolah dengan usia 6-12
tahun
·
Masa pubertas dengan usia
11/12-14/15 tahun
·
Masa remaja dengan usia 13-18
tahun
·
Masa dewasa dengan usia 18-60
tahun
·
Masa usia lanjut dengan usia 60
tahun ke atas
Setiap masa atau
tahap perkembangan memiliki tugas-tugas yang harus dilakukan.Untuk sukses
melangkah ke tahap yang lebih tinggi, maka tugas-tugas dalam tahap yang dialami
mesti dilakukan secara baik. Tugas-tugas perkembangan menurut Havighurst yang
harus dijalani orang sepanjang rentang kehidupannya adalah:
1.
Masa Bayi dan Masa Anak
Parasekolah
o
Belajar memakan makanan padat
o
Belajar berjalan
o
Belajar berbicara
o
Belajar mengendalikan
pembuangan kotoran tubuh
o
Belajar tentang perbedaan seks
o
Belajar mempersiapkan diri
untuk membaca
o
Belajar membedakan benar dan
salah
o
Mulai mengembangkan hati nurani
2.
Masa Anak Sekolah
o
Membangun sikap yang sehat
mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh
o
Belajar menyesuaikan diri
dengan teman seusianya
o
Mulai mengembangkan peran
social pria atau wanita yang tepat
o
Mengembangkan keterampilan
dasar untuk membaca dan menulis serta menghitung
o
Mengembangkan
pengertian-pengertian dasar dalam kehidupan sehari-hari
o
Mengembangkan hati nurani,
pengertian moral, dan tata nilai
3.
Masa Remaja
o
Mencapai hubungan yang baru dan
lebih matang dengan teman sebaya, baik pria maupun wanita.
o
Mencapai peran social sebagai
pria ataupun wanita
o
Menerima keadaan fisiknya dan
menggunakan tubuhnya secara efektif
o
Mengembangkan perilaku social
yang bertanggung jawab
o
Mempersiapkan karir ke masa
depan
o
Mempersiapkan perkawinan dan
keluarga
o
Mempeoleh perangkat nilai dan
system etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideology
4.
Masa Dewasa
o
Mulai bekerja, mengembangkan
karir
o
Memilih pasangan hidup
o
Belajar hidup dengan pasangannya
dan mulai membina keluarga
o
Mengasuh anak dan
bertanggungjawab dalam pendidikan anak
o
Mengola rumah tangga
o
Bertanggungjawab secara social
dan sebagai warga Negara
o
Mencari kelompok social yang
menyenangkan
o
Menyesuaikan diri dengan usia
yang lebih tua
o
Mencapai dan mempertahankan
prestasi memuaskan dalam pekerjaan
o
Menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan fisiologis
5.
Masa Tua
o
Menyesuaikan diri dengan
menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan
o
Menyesuaikan diri dengan mas
pension dan berkurangnya penghasilan keluarga
o
Menyesuaikan diri dengan
kematian pasangan hidup
o
Membentuk hubungan dengan
orang-orang yang seusia
o
Menyesuaikan diri dengan peran
social secara luwes
MENUJU KEDEWASAAN PRIBADI
a.
Pada Laki-Laki
Pada umunya,
seorang laki-laki memiliki dorongan seksual yang kuat.Seks dialami sebagai
sesuatu yang menyenangkan dan menarik.Gelombang kehidupan seksual laki-laki
relative tetap dalam arti dari waktu ke waktu selama satu bulan kurang lebih
tetap.Gelombang pasang nafsu seksual pada laki-laki umumnya dipengaruhi dua
hal, yaitu kondisi badan secara keseluruhan serta kelelahan dan kekosongan
hidup.Dalam kondisi yang baik, umumnya nafsu seksual juga tinggi.Dalam keadaan
lelah dan mengalami kekosongan hidup, biasanya nafsu seksual juga
berkurang.Nafsu seksual adalah salah satu dari nafsu-nafus yang terdapat dalam
diri manusia.Umumnya dorongan kegiatan dari berbagai nafsu atau keinginan
terdapat dalam keadaan seimbang. Akan tetapi, bila nafsu/keinginan yang lain
berkurang, dengan sendirinya nafsu seksual akan menonjol.
Anak laki-laki
dalam proses menjadi dewasa harus belajar menempatkan dorongan seksualnya
secara wajar dalam keseluruhan hidupnya dan mengintegrasikannya dengan daya
cinta dan tanggungjawab. Pria harus menyadari bahwa alat seksual hanyalah
sebagian dari sekian banyak alat tubuh; bahwa alat tersebut terletak dalam
keseimbangan dinamis dengan keseluruhan tubuh sehingga tidak perlu terlalu
diperhatikan atau diistimewakan; bahwa pengalaman orgasme sebenarnya sekedar
perasaan puas akibat berkerutnya otot-otot perut, pinggul, dan kaki.
Terhadap lawan
jenis perlu ditanamkan sikap hormat dan pengertian.Pria perlu diberitahu
tentang gelombang pasang surut yang terjadi pada kehidupan wanita dan perlu
“tenggang rasa” serta memberi perlindungan.Kepuasan seksual yang sebenarnya
hanya mungkin didapat dengan pengertian, persiapan dan penghayatan yang penuh
dalam kehidupan sebagai suami-isteri, di mana penyerahan pribadi dapat terjadi
secara total, dan seks disucikan menjadi ekspresi dan sarana cinta.
b.
Pada Wanita
Kehidupan
seksual wanita sangat nyata bergelombang sepanjang perjalanan proses
menstruasi. Menjelang menstruasi dan pada waktu menstruasi, wanita mengalami
gelombang surut dari keseluruhan gairah kehidupannya.Merasa tidak enak badan,
pikiran kacau, konsentrasi sukar, terasa serba salah, dan sebagainya.Pada
pertengahan (sekitar ovulasi), gelombang kehidupan wanita biasanya meningkat,
juga keinginan/nafsu seksualnya.Adanya gelombang-gelombang inilah yang
merupakan salah satu pendorong, mengapa wanita cenderung ingin hidup tenang,
damai, aman, terlindung, dan tenteram, serta memerlukan pengertian, kelembutan,
dan perlindungan dari lawan jenis.
Kepuasan seksual
pada wanita berbeda dengan laki-laki.Kepuasan wanita lebih terkait erat dengan
kehidupan perasaannya. Oleh karena itu, apabila diukur dengan ukuran yang sama
dengan laki-laki, wanita lebih sulit mengalami kepuasan seksual. Pengertian
bahwa penderitaan, pelayanan, dan pengorbanannya diterima dan dimengerti oleh
pasangannya merupakan sumber kepuasan bagi wanita.
MENGIKATKAN DIRI DALAM SEBUAH PERKAWINAN
Sudah menjadi
sebuah impian bagi setiap pasangan yang baru menikah untuk memiliki sebuah
keluarga yang bahagia.Akan tetapi, untuk mencapai perkawinan yang ideal seperti
itu bukanlah impian yang mudah.Oleh karena itu, perlu adanya usaha setiap hari
untuk saling menjaga keharmonisan hubungan perkawinan.Janganlah memiliki
impian-impian yang terlalu muluk karena bila tidak terwujud hanya kekecewaanlah
yang dialami. Beberapa contoh harapan yang kurang relaistis di awal-awal
perkawinan di antaranya:
·
Segala-galanya akan kita
kerjakan bersama
·
Kita akan mempunyai pendapat
dan perasaan yang sama mengenai bermacam-macam hal
·
Dia akan selalu memperhatikan
dan mengutamakan diriku, demikian pula aku selalu memperhatikan dan mengutamakan
dia
·
Setiap hari kita pasti bercinta
dan bermesra-mesraan
·
Sifat-sifat dan kebiasaan yang
jelek akan hilang lenyap karena cinta kita berdua
·
Kita tidak akan bertengkar.
Segala persoalan akan kita selesaikan dengan musyawarah dan mufakat
·
Perkawinan kita akan jauh
berbeda dengan apa yang telah kita lihat dalam lingkungan dan keluarga kita
·
Aku akan “ajar” dia menjadi
orang seperti yang kuharapkan
·
Tidak aka nada sesuatu pun yang
dapat memisahkan kita berdua
a.
Harapan Psikologis
Diperlukan
keterlibatan satu sama lain sehingga diharapkan dapat membawa kebahagiaan bagi
kedua belah pihak. Keterlibatan tersebut tampak dalam sikap hidup dan tingkah
laku konkret sehari-hari, misalnya: kesetiaan yang mutlak dan total, kerelaan
mengubah diri, sabar, bertenggang rasa, tidak memaksakan pendapat dan
kehendaknya sendiri, memiliki kerelaan membuka diri, saling memperhatikan satu
sama lain, serta rela berkurban bagi pasangannya. Dengan sikap yang demikain
ini, harapan psikologis untuk kedua belah pihak dapat terpenuhi.
b.
Harapan Biologis
Manusia sebagai
makhluk biologis mempunyai kebutuhan pangan, sandang, dan seks.Perubahan
teknologi dan kebudayaan juga membawa perubahan dalam memenuhi kebutuhan
tersebut, dan ini merupakan tantangan bagi kita untuk memenuhinya. Khususnya mengenai
kebutuhan seks perlu diingat bahwa fungsi seks dalam hidup manusia bukan hanya
alat pencari kenikmatan atau sebagai
pelampiasan hawa nafsu, tetapi berfungsi sebagai sarana agar manusia lebih
sempurna dapat memberikan dan mengungkapkan diri secara khas dalam perkawinan
dalam bentuk persetubuhan, di mana suami-isteri sungguh-sungguh bersatu padu
jiwa-raganya. Hanya di dalam perkawinan, persetubuhan mempunyai arti yang luhur
dan suci.
c.
Harapan Sosial
Hal ini
menyangkut peranan/status: yang dulunya berstatus sebagai anak dari
orangtuanya, sekarang berubah statusnya menjadi suami/isteri. Yang dulunya
bujangan dan masih bebas bergerak, sekarang masuk dalam kelompok bapak-bapak
atau ibu-ibu.Suami sebagai kepala keluarga bertanggungjawab keluar.Mereka juga sudah
menjadi bapak atau ibu yang mempunyai keharusan untuk mengusahakan secara
bersama-sama pendidikan anak.
Untuk memenuhi
harapan-harapan tersebut suami-isteri
perlu berusaha dan berjuang. Dalam memenuhi harapan tersebut,
suami-isteri dapat mengalami kepuasan bila berhasil dan kekecewaan bila mereka
gagal. Kegagalan yang dialami akan menimbulkan gangguan bagi keluarga tersebut.
Situasi seperti itu disikapi secara dewasa.Apabila gangguan tersebut tidak
dapat diatasi, maka relasi suami-isteri terancam rusak sehingga berimbas kepada
anak dan keluarga besar.
SEBAB-SEBAB KEGAGALAN PERKAWINAN
Kegagalan bukan
harapan apalagi cita-cita dalam membangun keluarga, tetapi ada baiknya jika
orang tahu mengenai apa saja yang dapat menjadi sumber dan sebab kegagalan perkawinan
dan dapat mengambil hikmat dari kegagalan tersebut bagi hidup perkawinanya. Ada
beberapa sebab kegagalan perkawinan:
1.
Sebab-Sebab Sebelum Menikah
a.
Motivasi yang tidak matang dan
kurang dewasa
o
Hanya demi status/harta atau
kepuasan seksual
o
Hanya karena kasihan, berhutang
budi
o
Hanya demi menuruti kehendak
orangtua
o
Hanya karena kecelakaan untuk
mengesahkan anak
o
Hanya sebagai pelarian,
daripada sendirian lebih baik menikah
o
Cinta buta, dan sebagainya
b.
Latar belakang calon pengantin
o
Status keluarga terlalu jauh
berbeda: kaya-miskin, ningrat-rakyat jelata
o
Umur terlalu jauh berbeda
o
Taraf kedewasaan dan pendidikan
terlalu jauh berbeda
o
Sifat dan watak yang memang
tidak dapat cocok
o
Belum cukup kenal satu sama
lain, pacaran terlalu singkat
o
Main topeng: waktu pacaran
hanya segi-segi baik saja yang dimunculkan atau diperhatikan.
2.
Sebab-Sebab Sesudah Menikah
o
Anak: tidak dikaruniai anak,
perbedaan konsep dalam pendidikan anak, perhatian terhadap kesehatan anak
o
Ekonomi: terjerat hutang,
berwatak boros, ketidakmampuan dalam mengatur ekonomi rumah tangga
o
Godaan: kedekatan dengan orang
ketiga, termakan isu/gossip, dan sebagainya
o
Orangtua: orangtua yang campur
tangan terhadap urusan rumah tangga, mendapat titipan adik ipar
o
Komunikasi suami-isteri macet,
tidak lagi mau saling bicara
o
Kebosanan: kemesraan tidak
dipupuk, tidak ada tanda-tanda cinta
o
Kekecewaan dalam hidup seksual;
kurang mengerti sifat dan kebutuhan pria/wanita, gangguan psikis (cemburu,
curiga, konflik bathin), gangguan biologis (impoten, frigid, penyakit, kelainan)
3.
Faktor dari Luar
o
Lingkungan fisik yang tidak
nyaman, perumahan yang sempit
o
Konflik dengan tetangga
o
Keluarga yang tinggal serumah
(orangtua, mertua, adik/adik ipar)
o
Isteri yang bekerja sehingga
bergaul dengan bermacam-macam orang yang memungkinkan terjadinya perselingkuhan
o
Faktor ekonomi keluarga (kurang
penghasilan, banyak hutang, cara hidup boros, biaya pengobatan yang tinggi)
Kegagalan dalam
hidup perkawianan/hidup berumah tangga tidak akan terjadi bila suami-isteri
secara konsekuen mau suntuk saling memperkuat ikatan cinta mereka, meningkatkan
kemesraan, berusaha untuk saling mengerti, dan menerima. Sikap ini harus
diusahakan dan diperjuangkan setiap hari karena sikap seperti ini bukanlah
sesuatu yang dimiliki, tetapi sesuatu yang harus dilatih dan dipertahankan.
Kemesraan, saling pengertian dan saling menerima antara suami-isteri akan
semakin kuta dan kokoh justeru dalam usaha bersama mengatasi masalah-masalah
dan gangguan-gangguan kecil sehari-hari.
BEBERAPA SARAN
Perkawinan
hendaknya dipersiapkan secara matang dan mantap, baik material maupun
spiritual/psikologis. Mengenal pribadi pasangan secara mendalam: sifat dan
peringai, latar belakang pendidikan dan keluarga, bakat-bakat maupun
kekurangan-kekurangannya. Semuanya ini akan sangat menunjang kestabilan
perkembangan cinta kasih antara suami-isteri.
Berusaha untuk
menerima partner seperti apa adanya, jangan mengharapkan yang berlebuhan, dan
jangan mencoba memaksa pasangan menjadi seperti yang diinginkan. Suami-isteri
adalah pribadi-pribadi yang khas dan unik dan dengan perkawinan, persatuan dua
pribadi tersebut akan dapat saling mendewasakan.
Penghayatan iman
dalam keluarga, membaca Kitab Suci dan merenungkan isinya, berdoa bersama,
sharing pengalaman rohani, semuanya ini akan memperkaya perkawinan. Komunikasi
antara suami-isteri akan terjalin apabila: bersikap jujur dan wajar terhadap
pihak lain. Jangan menganggap diri lebih benar, lebih super, atau lebih rendah
dari pihak lain.
Rasio/pikiran
memang harus mengatur tingkah laku, tetapi perasaan juga harus “diakui” ada dan
perlu diterima.Rasio dan perasaan harus digunakan bersama-sama dalam
berkomunikasi. Kesediaan untuk membuka diri dan mengatakan dengan jujur apa
yang menjadi pikiran dan perasaan adalah langkah yang bagus untuk semakin
mengenal satu dengan yang lain dan demikian semakin memupuk kemesraan di antara
pasangan. Di samping itu, diperlukan juga kerelaan untuk saling mendengarkan,
tanpa menyela, membantah, atau membahas apa yang sudah dikatakan pihak lain. Sikap
dasar adalah “mau mengerti” dan “mau menerima”, itu yang penting.
Carilah
titik-titik kesamaan dan terimalah adanya perbedaan, baik pendapat maupun
sifat.Binalah rasa solidaritas atau kekompakan serta kesetiakawanan dalam
keluarga, baik internal maupun eksternal. Binalah manajemen keluarga dengan
baik sehingga keluarga menjadi tertib dab teratur dengan menggunakan
potensi-potensi yang dimiliki seluruh anggota keluarga. Binalah sikap mau
berkorban.Hanya dengan pengorbanan, kemajuan dan perkembangan dapat dicapai.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI
Pria dan wanita
mungkin mempunyai alas an yang berbeda untuk menikah; kalaupun alasan-alasannya
sama, tetapi urutan yang lebih penting mungkin berbeda. Daftarkanlah hal-hal
yang menurut anda merupaka alas an utama:
1.
Wanita menikah karena……………………….
2.
Dalam perkawinan, wanita
mengharapkan…………….
3.
Hal yang paling ditakuti oleh
wanita dalam hidup perkawinan adalah……………………..
4.
Sifat apa yang paling
diharapkan oleh isteri dalam diri suami……………………..
5.
Pria menikah karena………………..
6.
Dalam perkawianan, pria
mengharapkan…………….
7.
Hal yang paling dikhawatirkan
oleh pria dalam hidup perkawianan adalah……………….
8.
Sifat yang paling dihargai dan diharapkan dalam diri isteri………………………..
Tolong ya daftar pustakanya
ReplyDeletesangat baik
ReplyDeletehttp://http%3A%2F%2Fhttp%253A%252F%252Fblog.binadarma.ac.id%252Fariezaki%252F.wordpress.com.wordpress.com
Hajar Jahanam atau Nama Lainnya “Hajar Sa’adah” ialah Obat Herbal yang di gunakan untuk Pria dan Berfungsi Untuk Memperpanjang durasi dalam berhubungan Suami-istri atau bersanggama. Jadi, bagi anda Pria yang telah mempunyai Pasangan dan mempunyai problem dengan durasi berhubungan intim atau mungkin ingin memanjangkan durasi permainan, Hajar Jahanam mesir asli atau nama lainnya Hajar Sa’adah merupakan solusi yang tepat. karna Penggunaannya tidak menimbulkan Efek Samping yang berbahaya untuk tubuh.Tidak dapat di pungkiri banyak Pria yang tidak puas atau bahkan ingin memuaskan pasangannya dengan Menggunakan obat-obatan kimia. yang tujuannya untuk memperpanjang durasi dalam berhubungan suami istri. Harga hajar sa'adah cap piramid juga sangat terjangkau sekali...
ReplyDelete